Makalah Bahasa Indonesia
Penulisan Kata dan Pemakaian Tanda Baca Sesuai Dengan
Ejaan Yang Disempurnakan
Kelompok 6
Nama kelompok : Desi
Anggraini ( 12420014)
Fuad Hasan
( 12420019)
Indri
Safitri ( 12420024)
Dosen Pengasuh : Idawati , Sag, M,pd
JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN
ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN
HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2012 -2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-NYA
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
dengan baik untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyelesaian tugas Bahasa Indonesia pada Program Studi
Sejarah Kebudayaan Islam pada Fakultas Adab Dan Humaniora. Shalawat
dan salam penulis tidak segan-segan mengucapkan untuk Nabi yang tercinta
Muhammad SAW, dalam hal ini penulis membuat judu ” Pemakaian Tanda
Baca dan Penulisan Kata Sesuai Dengan Ejaan Yang Disempurnakan.”
Penulis menyadari makalah ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak, baik itu bantuan moril maupun bantuan
materil, sehingga penulis dapat menutupi segala kekurangan dan kesulitan yang
penulis alami. Pada kesempatan ini izinkanlah penulis
mengucapkan terima kasih yang tak tehingga kepada :
1.
Ibu Idawati, S.Ag, M.pd selaku dosen pengasuh dalam tugas makalah ini.
2.
Kepada teman-teman yang sedikit banyaknya membantu dalam penyelesaian
tugas ini..
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kesalahan dan kekurangan. Demikian semoga dengan adanya penulisan makalah ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
................................................................. 2
DAFTAR ISI
..................................................................................
3
PENDAHULUAN.........................................................................4
PEMBAHASAN
A.Pengertian dan
Sejarah EYD.................................................5
B.Pemakaian Huruf......................................................................6
C. Penulisan Kata..........................................................................14
D.
Tanda Baca ...............................................................................22
KESIMPULAN...............................................................................34
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................43
PENDAHULUAN
Bahasa memiliki peranan
penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai alat komunikasi secara
langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan,
di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut
secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi disegala
aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung
kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi
secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara
tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik
dan benar
Dalam memadukan satu kesepakatan dalam
etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam
hal ini kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan
rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik dan benar. Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketata bahasaan Indonesia,
yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasasecara
tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di
fahami secara komprehensif dan terarah Dalam prakteknya diharapkan aturan
tersebut dapat digunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan
tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.
.
PEMBAHASAN
A.Pengertian dan
Sejarah EYD
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan-ejaan
sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Pada dasarnya ejaan
adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan
huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya.Batasan tersebut menunjukan
pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan
melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem
aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur
keseluruhan cara menuliskan bahasa.Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi
oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam
bahasa tulis.
Keteraturan bentuk akan berimplikasi
pada ketepatan dan kejelasan makna.Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan
adalah rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para
pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib
danteratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa
dengan ejaan.Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD)
EYD sendiri mulai diberlakukan pada
tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan ketiga dalam sejarah bahasa Indonesia ini memang
merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama dua
puluh lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi
(Menteri PP dan K Republik Indonesia pada saat Ejaan itu diresmikan padatahun
1947).
B.Pemakaian
Huruf
Pemakaian Huruf pada dasarnya itu
berbicara mengenai masalah yang mendasar
darisuatu bahasa, yakni : Abjad,Vokal,Kosonan,Huruf diftong,huruf capital,
huruf tebal dan huruf miring
HURUF
|
NAMA
|
KAPITAL
|
KECIL
|
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
|
A
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
n
o
p
q
r
s
t
u
v
w
x
y
z
|
a
be
ce
de
e
ef
ge
ha
i
je
ka
el
em
en
o
pe
ki
er
es
te
u
ve
we
eks
ye
zet
|
B.1 Abjad
Di
dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan disebutkan bahwa
abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia terdiri dari huruf sebagai berikut
DAFTAR
ABJAD BAHASA INDONESIA
B.2 .Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam
bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.
HURUF VOCAL
|
CONTOH KATA
|
A
|
Api
|
I
|
Ikan
|
U
|
Uang
|
e*
|
Emas
|
O
|
Orang
|
Keterangan
:
Untuk keperluan pelafalan kata
yang benar, tanda aksen (*) dapat digunakan jika ejaan kata menimbulkan
keraguan Misalnya:
Ø
Anak-anak
bermain di teras (téras).
Ø
Upacara
itu dihadiri pejabat teras Bank Indonesia
Ø
Kami
menonton film seri (séri). Pertandingan itu berakhir seri.
Ø
Di
mana kécap itu dibuat? Coba kecap dulu makanan itu.
B.3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam
bahasa Indonesia terdiri atas huruf huruf b, c, d, f,
g, h, j, k, l, m, n, p,
q, r, s, t, v, w, x, y,
dan z
Huruf
Konsonan
|
Contoh Pemakaian dalam Kata
|
Posisi Awal
|
Posisi Tengah
|
Posisi Akhir
|
b
c
d
f
g
h
j
k
l
m
n
p
q**
r
s
t
v
w
x**
y
z
|
bahasa
cakap
dua
fakir
guna
hari
jalan
kami
-
lekas
maka
nama
pasang
Quran
raih
sampai
tali
varia
wanita
xerox
yakin
zeni
|
sebut
kaca
ada
kafan
tiga
saham
manja
paksa
rakyat*
alas
kami
tanah
apa
status quo
bara
asli
mata
lava
hawa
-
payung
lazim
|
adab
-
Abad
maaf
gudeg
tuah
mikraj
politik
bapak*
akal
diam
daun
siap
Taufiq
putar
tangkas
rapat
-
-
sinar-x
-
juz
|
Keterangan :
* Huruf k melambangkan
bunyi hamzah. ** Huruf q dan x khusus dipakai untuk nama diri
(seperti Taufiq dan Xerox) dan keperluan ilmu (seperti status
quo dan sinar x).
B.4 Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia
terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Huruf
Diftong
|
Contoh Pemakaian dalam Kata
|
Posisi Awal
|
Posisi Tengah
|
Posisi Akhir
|
ai
au
oi
|
ain
aula
-
|
malaikat
saudara
boikot
|
pandai
harimau
amboi
|
B.5 Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing masing
melambangkan satu bunyi konsonan.
Gabungan
Huruf
Konsonan
|
Contoh Pemakaian dalam Kata
|
Posisi Awal
|
Posisi Tengah
|
Posisi Akhir
|
kh
ng
ny
sy
|
khusus
ngilu
nyata
syarat
|
akhir
bangun
banyak
isyarat
|
tarikh
senang
-
arasy
|
Catatan: Nama orang, badan hukum, dan
nama diri yang lain ditulis sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan, kecuali jika ada pertimbangan khusus.
B.6
Huruf Kapital
1.Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf
pertama kata pada awal kalimat.Misalnya:
Ø Dia membaca buku.
Ø Apa maksudnya?
Ø Kita harus bekerja keras.
2.Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama petikan langsung.Misalnya:
Ø Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
Ø Orang itu menasihati anaknya,
"Berhati-hatilah, Nak!"
Ø "Kemarin engkau terlambat,"
katanya.
3.Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.Misalnya:
Ø Islam Quran
Ø Allah
Ø Yang Mahakuasa
Ø Tuhan akan menunjukkan jalan kepada
hamba-Nya.
4. a. Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama
orang. Misalnya:
Ø Mahaputra
Yamin
Ø Sultan
Hasanuddin
Ø Haji
Agus Salim
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai
huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak
diikuti nama orang. Misalnya:
Ø Dia
baru saja diangkat menjadi sultan.
Ø Pada
tahun ini dia pergi naik haji.
Ø Ilmunya
belum seberapa, tetapi lagaknya sudah seperti kiai.
5. a. Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau
nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu. Misalnya:
Ø Wakil
Presiden Adam Malik
Ø Perdana
Menteri Nehru
Ø Profesor
Supomo
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.
Misalnya:
Ø Sidang
itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia.
Ø Sidang
itu dipimpin Presiden.
Ø Kegiatan
itu sudah direncanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai
huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang,
nama instansi, atau nama tempat tertentu. Misalnya:
Berapa
orang camat yang hadir dalam rapat itu?
Catatan:
1.Huruf kapital tidak dipakai sebagai
huruf pertama seperti pada de, van, dan der (dalam nama Belanda), von (dalam
nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal). Misalnya: J.J de Hollander,J.P.
van Bruggen ,H. van der Giessen
(2)Dalam nama orang tertentu, huruf
kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau binti. Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini,Ibrahim bin Adham,Siti Fatimah binti Salim
7.a.Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.Misalnya: bangsa Eskimo,suku
Sunda,bahasa Indonesia
b.Huruf kapital tidak dipakai sebagai
huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar
kata turunan.Misalnya: pengindonesiaan kata asing,keinggris-inggrisan,kejawa-jawaan.
8.a.Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.
Misalnya : tahun Hijriah,tarikh Masehi,bulan
Agustus,bulan Maulid
b.Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama unsur unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya: Perang Candu,Perang Dunia I,Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
9.a.Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama unsur unsur nama diri geografi.
Misalnya:Banyuwangi,Asia Tenggara,Cirebon,Amerika
Serikat
b.Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama unsur unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi.
Misalnya: Bukit Barisan,Danau TobaDataran
Tinggi Dieng,Gunung Semeru
B.7. Huruf Miring
1.
|
Huruf miring dalam cetakan dipakai
untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
|
|
Misalnya:
Saya
belum pernah membaca buku Negarakertagama karangan Prapanca.
Majalah
Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
Berita
itu muncul dalam surat kabar Suara Merdeka.
|
|
Catatan:
Judul
skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam
tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda
petik.
|
2.
|
Huruf miring dalam cetakan dipakai
untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok
kata.
|
|
Misalnya:
Huruf
pertama kata abad adalah a.
Dia
bukan menipu, melainkan ditipu.
Bab
ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital.
|
|
Buatlah
kalimat dengan menggunakan ungkapan berlepas tangan.
|
3.
|
a.
|
Huruf miring dalam cetakan dipakai
untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia.
|
|
|
Misalnya:
Nama
ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
Orang
tua harus bersikap tut wuri handayani terhadap anak.
Politik
devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Weltanschauung
dipadankan dengan 'pandangan dunia'.
|
|
b.
|
Ungkapan asing yang telah diserap ke
dalam bahasa Indonesia penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia.
|
|
|
Misalnya:
Negara
itu telah mengalami empat kali kudeta.
Korps
diplomatik memperoleh perlakuan khusus.
|
|
|
Catatan:
Dalam
tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring
digarisbawahi.
|
B.8. Huruf Tebal
.
|
Huruf tebal dalam cetakan dipakai
untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel,
daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.
|
|
Misalnya:
Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab :
BAB
I PENDAHULUAN
Bagian
bab :
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Tujuan
Daftar,
indeks, dan lampiran:
DAFTAR
ISI DAFTAR TABEL
DAFTAR
LAMBANG
DAFTAR
PUSTAKA
INDEKS LAMPIRAN
|
2.
|
Huruf tebal tidak dipakai dalam
cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau
kelompok kata; untuk keperluan itu digunakan huruf miring.
|
|
Misalnya:
Akhiran
–i tidak dipenggal pada
ujung baris.
Saya
tidak mengambil bukumu.
Gabungan
kata kerja sama ditulis
terpisah.
|
|
Seharusnya ditulis dengan huruf
miring:
Akhiran
–i tidak dipenggal pada ujung baris.
Saya
tidak mengambil bukumu.
Gabungan
kata kerja sama ditulis terpisah.
|
3.
|
Huruf tebal dalam cetakan kamus
dipakai untuk menuliskan lema dan sublema serta untuk menuliskan lambang
bilangan yang menyatakan polisemi.
|
|
Misalnya:
kalah v 1 tidak menang ...; 2 kehilangan atau merugi ...; 3 tidak lulus ...; 4 tidak menyamai
mengalah v mengaku kalah
|
|
mengalahkan
v 1 menjadikan kalah ...; 2 menaklukkan ...; 3 menganggap kalah ...
terkalahkan
v dapat dikalahkan ...
|
|
Catatan:
Dalam
tulisan tangan atau ketikan manual, huruf atau kata yang akan dicetak dengan
huruf tebal diberi garis bawah ganda.
|
C. PENULISAN KATA
C.1 Kata
Dasar
Kata
yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya: Kantor pos sangat ramai.
Adik naik sepeda baru
(ketiga
kalimat ini dibangun dengan gabungan kata dasar)
C.2 Kata
Turunan
1. Imbuhan (awalan,
sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya: berbaga ketetapan sentuhan gemetar
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau
akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya.
Misalnya: diberi
tahu, beri tahukan
bertanda tangan, tanda tangani
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat
awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: memberitahukan Ditandatangani
C.3 Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan
tanda hubung.
Misalnya: anak-anak, buku-buku,
berjalan-jalan, dibesar-besarkan,
mondar-mandir, porak-poranda, kupu-kupu, laba-laba.
C.4 Gabungan Kata
A.
Gabungan kata yang lazim disebutkan kata majemuk, termasuk istilah khusus,
unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya: duta besar, kerja sama, kereta api cepat luar biasa.
B. Gabungan
kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah pengertian dapat
ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang
berkaitan.
Misalnya:
alat
pandang-dengar (audio-visual),
anak-istri saya (keluarga), buku sejarah-baru (sejarahnya yang baru), ibu-bapak
(orang tua), orang-tua muda (ayat ibu muda) kaki-tangan penguasa (alat
penguasa)
C.
Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat padu
sehingga tidak dirasakan lagi sebagai dua kata.
Misalnya:
acapkali,
apabila, bagaimana, barangkali, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada,
darmabakti, halal-bihalal, kacamata, kilometer, manakala, matahari, olahraga,
radioaktif, saputangan.
D.
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan
kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
adibusana,
antarkota, biokimia, caturtunggal, dasawarsa, inkonvensional, kosponsor.
Jika
bentuk terikan diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua
unsur kata itu ditulisakan tanda hubung (-).Misalnya: non-Asia, neo-Nazi
2.2.3 Penulisan KataA.Kata dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis
sebagai satu kesatuan.Misalnya :Kantor pos sangai ramai.
(Kedua kalimat inidibangun
Buku itu sudah saya baca.
dengan gabungan katadasar)
B.Kata Turunan1)Imbuhan (awalan,
sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan katadasarnya.Misalnya :Bergerigi ketetapan sentuhanGemetarmempertanyakan terhapus
1
C.5 Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku dan kau
sebagai bentuk singkat kata aku dan engkau, ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya.
aku bawa, aku ambil menjadi kubawa, kuambil
engkau bawa, engkau ambil menjadi kaubawa,
kauambil
Misalnya:
Bolehkan aku ambil jeruk
ini satu?
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut ini.
Bolehkah kuambil jeruk ini
satu?
C.6 Kata Depan di, ke, dan
dari
Kata depan di, ke, dan
dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah
dianggap kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya: Tinggalah
bersama saya di sini.
Di mana orang tuamu?
Akan tetapi, perhatikan penulisan yang berikut.
Kinerja Lely lebih baik daripada
Tuti.
Kami percaya kepada Ada.
Akhir-akhir ini beliau jarang kemari.
C.7 Kata
Sandang si dan sang
Kata si dan sang
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya: si kancil, sang petualang
C.8 Partikel
1.
Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:Bacalah peraturan ini sampai tuntas.
Siapakah tokoh yang menemukan radium?
2.
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun yang dikatakannya, aku tetap
tak percaya.
Satu
kali pun Dedy belum pernah datang ke rumahku.
Catatan:
Kelompok berikut ini
ditulis serangkaian, misalnya adapun, andaipun.
Misalnya:
Adapun sebab-musababnya sampai sekarang belum diketahui.
Walaupun hari hujan, ia datang juga.
3. Partikel per yang
berarti (demi), dan (tiap) ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului
atau mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ruang satu per satu (satu demi satu).
Harga kain itu Rp 2.000,00 per meter (tiap meter).
C.9
Singkatan dan Akronim
1.Singkatan ialah
bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a.Singkatan nama orang, nama
gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang
tiap-tiap singkatan itu.
Misalnya:
H. Hamid Haji Hamid
Suman Hs. Suman Hasibuan
M.Hum. magister humaniora
S.Sos sarjana sosial
Bpk. bapak
b.Singkatan nama resmi
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf
kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya: WHO World
Health Organization
SD sekolah dasar
c. 1)Singkatan kata yang
berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.
Misalnya: kpd. kepada
tgl. tanggal
2)Singkatan gabungan kata
yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik.
Misalnya:
ybs. yang bersangkutan
Yth. Yang terhormat
d.Singkatan gabungan kata
yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam surat-menyurat)
masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Misalnya: a.n. atas nama
u.p. untuk perhatian
2.Akronim ialah
singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata.
a.Akronim nama diri yang
berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan
huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya: PASI Persatuan
Atletik Seluruh Indonesia
SIM surat izin mengemudi
b.Akronim nama diri yang
berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya: Bulog Badan
Urusan Logistik
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
C.10 Angka
dan Bilangan
Bilangan dapat dinyatakan
dengan angka atau kata. Angka dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor. Di
dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.Angka Arab : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX,
X, L (50), C (100), D (500), M (1.000), V (5.000), M (1.000.000)
1.Bilangan dalam teks yang
dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika
bilangan itu dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau
paparan.Misalnya: Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Kendaraan yang dipesan untuk
angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan.
2.Bilangan pada awal kalimat
ditulis dengan huruf, jika lebih dari dua kata, susunan kalimat diubah agar
bilangan yang tidak dapat ditulis dengan huruf itu tidak ada pada awal kalimat.Misalnya:
Lima puluh siswa kelas 6 lulus ujian.
Bukan: 250 orang peserta
diundang Panitia dalam seminar itu.
3.Angka yang menunjukkan
bilangan utuh besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca.Misalnya:
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
4.Angka digunakan untuk
menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, dan isi; (b) satuan waktu; (c)
nilai uang; dan (d) jumlah. Misalnya:
0,5 sentimeter tahun 1928 US$3,50* 27
orang
luh dua-pertiga) (2)Penulisan
lambang mata uang, seperti Rp, US$, £, dan ¥ tidak diakhiri dengan tanda titik
dan tidak ada spasi antara lambang itu dan angka yang mengikutinya, kecuali di
dalam tabel.
5.Angka digunakan untuk
melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
Misalnya: Apartemen No. 5
Hotel Mahameru, Kamar 169
6.Angka digunakan untuk
menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya: Bab X, Pasal 5,
halaman 252
7.Penulisan bilangan dengan
huruf dilakukan sebagai berikut.
a.Bilangan utuh Misalnya: dua
belas (12)
tiga puluh (30)
b.Bilangan pecahan
Misalnya: setengah (1/2)
dua persepuluh (0,2) atau
(2/10)
satu persen (1%)
satu permil (1‰)
D. TANDA BACA
D.1 Tanda titik
1. Tanda titik dipakai
pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Saya suka makan nasi.
2.
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:Irwan S. Gatot George W. Bush
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan,
pangkat, dan sapaan.
Contoh:Dr. (doktor)S.E. (sarjana ekonomi)Kol. (kolonel)Bpk. (bapak)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang
sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya
dipakai satu tanda titik.
Contoh:dll. (dan lain-lain)dsb. (dan sebagainya)tgl. (tanggal) hlm. (halaman)
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik) 0.20.30 jam (20 menit,
30 detik)
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan
ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama
resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)SMA (Sekolah Menengah Atas)
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang
kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:Cu (tembaga)52 cm
D.2 Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang
satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti,
tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena
sibuk, ia lupa akan janjinya.
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak
kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk
kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan
penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya
oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan
tetapi.
Contoh:Oleh karena itu, kamu harus datang.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:O, begitu.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii)
bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan
wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:Medan, 18 Juni 1984, Medan, Indonesia.
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang
dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta:
PT Wikipedia Indonesia.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan
kaki.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia,
1990), hlm. 22.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar
akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga.contoh: Rinto Jiang, S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di
antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:33,5 m, Rp10,50
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan
yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di
belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang
bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam
pembinaan dan pengembangan bahasa.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan
langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
D.3 Tanda
Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara. Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang
setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Contoh:
Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan
siaran pilihan pendengar.
D.4 Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan
lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh: Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.
2. Tanda titik dua dipakai
sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
'pemeran' Contoh:
Ketua
: Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
Sekretaris : Ivan Lanin
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan
halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara
judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka
banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
6. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau
pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
D.5 Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat
dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
Contoh:p-e-n-g-u-r-u-s, 8-4-1973
3. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan
bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:ber-evolusi dengan be-revolusi
dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan
dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
4. Tanda hubung dipakai
untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan
huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d)
singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan
rangkap.
Contoh:se-Indonesia hadiah ke-2
5. Tanda hubung dipakai
untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh: di-charter pen-tackle-an
D.6
Tanda Pisah (–, —)
1a. Tanda pisah em
(—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di
luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
1b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau
keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
D.7 Tanda Elipsis (...)
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya
untuk menuliskan naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau
naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
D.8 Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:Kapan ia berangkat?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta
rupiah (?) hilang.
D.9 Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi
yang kuat.
Contoh: Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
D.10 Tanda Kurung ((...))
1. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas
dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk
sistem satelit domestik di Indonesia
3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di
dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu
urutan keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat,
dan (c) promosi.
D.11 Tanda Kurung Siku ([...])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang
terdapat di dalam naskah asli.Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang sudah bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II
[lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
D.12 Tanda Petik
("...")
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku
yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu
Tempat.
Karangan
Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA"
diterbitkan dalam Tempo..
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
5. Tanda
baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau
ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian
kalimat.
Contoh:Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
D.13 Tanda
Petik Tunggal ('...')
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam
petikan lain.
Contoh:Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan
kata atau ungkapan asing.Contoh: feed-back 'balikan'
D.14 Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada
alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:Jalan Kramat III/10
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per
atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk
menuliskan tanda aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi
÷ .
Contoh: 10 ÷ 2 = 5. Di dalam rumus
matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis pembagi dapat
dipakai.
Contoh: .
3. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai
pengganti kata atau.
o. Tanda Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun.
Contoh:Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
KESIMPULAN
EYD (Ejaaan yang disempurnakan) Memiliki lima Aspek yang
terpenting yaitu :
1.Pemakaiaan Huruf
yakni : Abjad,Vokal,Kosonan,Huruf
diftong, Huruf capital, huruf tebal, dan huruf miring
2. Penulisan Kata terdiri dari :
A. Kata Dasar :Kata
yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
b. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan,
sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau
akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya.
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat
awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
c.Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan
tanda hubung
d.Gabungan Kata
A.
Gabungan kata yang lazim disebutkan kata majemuk, termasuk istilah khusus,
unsur-unsurnya ditulis terpisah.
B. Gabungan
kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah pengertian dapat
ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur
yang berkaitan.
C. Gabungan
kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat padu sehingga
tidak dirasakan lagi sebagai dua kata.
D. Jika
salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
2.2.3
Penulisan KataA.Kata dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu
kesatuan.Misalnya :Kantor pos sangai ramai.
(Kedua kalimat inidibangun
Buku itu sudah saya baca.
dengan gabungan katadasar)
B.Kata Turunan1)Imbuhan
(awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan katadasarnya.Misalnya
:Bergerigi ketetapan sentuhanGemetarmempertanyakan
terhapus
1
e. Kata Ganti ku, kau, mu,
dan nya
Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk
singkat kata aku dan engkau, ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
h.Kata
Depan di, ke, dan dari
I,Kata Sandang si
dan sang
h. Partikel
1.
Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
2.
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
3. Partikel per yang
berarti (demi), dan (tiap) ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului
atau mengikutinya.
i. Singkatan dan Akronim
1.Singkatan ialah
bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a.Singkatan nama orang, nama
gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang
tiap-tiap singkatan itu.
b.Singkatan nama resmi
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf
kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
c. 1)Singkatan kata yang
berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.
2)Singkatan gabungan kata
yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik.
d.Singkatan gabungan kata
yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam surat-menyurat)
masing-masing diikuti oleh tanda titik.
e.Lambang kimia, singkatan
satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda dengan
titik.
2. Akronim ialah
singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata.
a.Akronim nama diri yang
berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan
huruf kapital tanpa tanda titik.
b.Akronim nama diri yang
berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal kapital.
j.
Angka
dan Bilangan
Bilangan dapat dinyatakan
dengan angka atau kata. Angka dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor.
B.3 TANDA BACA
a. Tanda titik
1. Tanda titik dipakai
pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
2. Tanda titik dipakai pada
akhir singkatan nama orang.
3. Tanda titik dipakai pada
akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
4. Tanda titik dipakai pada singkatan
kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.
5.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
6. Tanda titik dipakai untuk
memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
7.
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan
ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
8. Tanda titik tidak dipakai
dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah
diterima oleh masyarakat.
9.
Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang
kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang
merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
b.Tanda
Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
pemerincian atau pembilangan.
2. Tanda koma dipakai untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya,
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
3b. Tanda koma tidak dipakai
untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut
mengiringi induk kalimat.
4. Tanda koma dipakai di
belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal
kalimat.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
6. Tanda koma dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
7. Tanda koma dipakai di antara
(i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan
(iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan..
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang
dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
9. Tanda koma dipakai di antara
bagian-bagian dalam catatan kaki.
10. Tanda koma dipakai di antara
nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari
singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di
antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
12. Tanda koma dipakai untuk
mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
13. Tanda koma dipakai untuk
menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat..
c. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara.
2. Tanda titik koma dapat
dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk
sebagai pengganti kata penghubung.
d. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan
lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian
.2. Tanda titik dua dipakai sesudah
kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
3. Tanda titik dua dipakai dalam
teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
4. Tanda titik dua dipakai (i)
di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam
kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
6. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau
pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan
e. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks
karangan.
2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
3. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan
bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:ber-evolusi dengan be-revolusi.
4. Tanda hubung dipakai
untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan
huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d)
singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan
rangkap.
5. Tanda hubung dipakai
untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
f. Tanda Pisah (–,
—)
g. Tanda Elipsis (...)
h. Tanda
Tanya (?)
i. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi
yang kuat.
j.
Tanda
Kurung ((...))
1. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian integral pokok pembicaraan.
3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di
dalam teks dapat dihilangkan.
4. Tanda kurung mengapit angka
atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
k. Tanda
Kurung Siku ([...])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
orang lain.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang sudah bertanda kurung.
l. Tanda Petik
("...")
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
2. Tanda petik mengapit judul
syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
3. Tanda petik mengapit istilah
ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
4. Tanda petik penutup mengikuti
tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
5. Tanda
baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau
ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian
kalimat.
m. Tanda Petik Tunggal
('...')
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam
petikan lain.
2. Tanda petik tunggal mengapit
makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan
n. Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada
alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
2. Tanda garis miring dipakai
sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam
pecahan dan rumus matematika.
3. Tanda garis miring sebaiknya tidak
dipakai sebagai pengganti kata atau.
o. Tanda Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda
penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Salam,
Rosdiah. 2006. Bahasa dan Sastra
Indonesia. Makassar
Arifin,
E. Zaenal.1995. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Presindo.
H.
G. Taringan. 1985. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.
Agustin,
Risa, S.Pd. 2008. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. Surabaya: SERBA JAYA.